Penyakit Pembuluh Darah Perifer
Penyakit Pembuluh Darah Perifer
Posted on 2021-08-11 23:20:59 by Admin Dokter Jantung

Penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease/PVD) adalah gangguan sirkulasi darah yang terjadi karena pembuluh darah di luar jantung dan otak mengalami penyempitan dan penyumbatan akibat adanya aterosklerosis, atau dapat terjadi karena kejang pembuluh darah.

Pada aterosklerosis, plak menumpuk di pembuluh darah dan membatasi aliran darah dan oksigen ke organ dan anggota tubuh. Oleh karena itu, individu yang memiliki PVD merasakan gejala khas berupa nyeri yang disebut klaudikasio (claudication), terutama saat berjalan agak jauh atau berolahraga. Klaudikasio seringkali muncul ketika berjalan kaki dengan cepat, misalnya selama 10-15 menit atau lebih, yang terasa sebagai nyeri maupun pegal pada otot kaki, betis, bahkan di selangkangan, perut, lengan dan bahu. Area yang sakit terasa agak dingin jika dipegang dan warna kulit agak berubah. Semakin banyak area yang mengalami nyeri dapat mengindikasikan penyumbatan terjadi pada lebih dari satu area.

PVD sering terjadi di arteri atau vena, seringkali di bagian kaki. Selain itu juga terjadi pada pembuluh di lengan, pencernaan, dan ginjal. Apabila aterosclerosis tidak tertangani, plak semakin menumpuk sampai dapat sepenuhnya memblokir arteri sehingga organ dan anggota tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang seharusnya diantar oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah. Jaringan yang tidak mendapatkan oksigen akan rusak atau mati sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan organ, impotensi, luka dan infeksi yang sulit sembuh, dan kehilangan anggota tubuh dengan harus diamputasinya kaki maupun tangan.

Bentuk PVD yang paling umum adalah penyakit arteri perifer (peripheral arterial disease/PAD) yang berkembang hanya di arteri, yakni pembuluh yang membawa darah kaya oksigen dari jantung. Komplikasi paling serius dapat berupa timbulnya penyakit kardiovaskular dan stroke yang berpotensi menyebabkan kematian.

PAD dapat diatasi dengan terapi obat-obatan. Apabila obat tidak memberikan hasil yang diharapkan dokter dan kondisi PAD cenderung memburuk, maka bedah vaskular menjadi pilihan berikutnya. Prosedur bedah vaskular merupakan operasi yang menantang, tidak singkat, bahkan bisa berlangsung selama belasan jam.   

Pentingnya Tes ABI

Mendeteksi PAD sejak dini merupakan langkah penting untuk mengetahui kehadiran aterosklerosis, memprediksi risiko penyakit kardiovaskular maupun gangguan organ lainnya, dan mencegah anggota tubuh dari kemungkinan amputasi. Pendeteksiannya cukup dengan menjalani tes pengukuran ankle brachial index (ABI).

Pengukuran ABI berlangsung dengan cara membandingkan ukuran nilai sistolik tekanan darah pada pergelangan kaki (ankle), yaitu pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior untuk ekstremitas bawah, dengan sistolik tekanan darah pada arteri brachialis untuk ekstremitas atas.

Nilai batas normal ABI berkisar antara 0,9 - 1,4. Indeks pergelangan kaki-brachialis <0,9 dapat mengindikasikan adanya PAD, 0,4-0,7 PAD moderate, sedangkan 0,4 ke bawah menunjukkan PAD berat. Meskipun nilai 1,4 masih termasuk dalam kisaran normal, nilai ABI >1,3 berkorelasi dengan kejadian kardiovaskular utama yang merugikan karena menunjukkan kekakuan pembuluh darah. Nilai ABI dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, semisal ras dan jenis kelamin.

Dibandingkan dengan metode diagnostik lainnya, ABI lebih unggul karena merupakan tes non-invasif yang sederhana, rendah biaya, dan dapat dijalani oleh semua pasien. Lakukan pemeriksaan tes ABI secara berkala untuk mendeteksi kondisi pembuluh arteri. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

 

Penyakit Jantung dan pembuluh darah

Bagikan: