
Thalassemia & Problem Jantung
Thalassemia & Problem Jantung
Hari ini DuoHanafy mau menepati janji untuk mengangkat topik tentang pengaruh thalassemia terhadap jantung. Thalassemia berasal dari kata "thallas" (Yunani) yang berarti laut. Konon mulanya kelainan genetik ini banyak ditemukan pada penduduk yang tinggal di kawasan laut Mediterania. Sejalan dengan terjadinya imigrasi global dan perkawinan antarbangsa, kasus thalassemia kini dapat ditemukan di berbagai negara.
Thalassemia merupakan kelainan yang memengaruhi produksi dan bentuk seldarahmerah sehingga menyebabkan penderitanya mengalami anemia berat. Sel darah merah berperan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan sel darah merah menyebabkan penderita thalassemia kekurangan oksigen yang ditandai antara lain dengan mudah mengantuk, cepat lelah, dan sesak napas.
Individu dengan thalassemia memerlukan perawatan sepanjang hidup, mayoritas membutuhkan transfusi darah untuk mengatasi kekurangan sel darah merah. Kebutuhan transfusi darah ini variatif, ada harus rutin, ada yang hanya perlu saat mau dioperasi. Apabila transfusi tak dapat mengatasi kekurangan sel darah merah, transplantasi sumsum tulang dapat menjadi solusi selanjutnya.
Transfusi darah mentransfer sel darah merah sekaligus zatbesi, mineral yang turut berperan mengantar oksigen ke seluruh tubuh dan menjaga otot tetap sehat. Jika organ di dalam tubuh menyerap zat besi secara berlebihan, terjadilah penumpukan zat besi yang dapat memicu terjadinya kerusakan organ khususnya pada hati, kelenjar penghasil hormon, dan jantung.
Gagal jantung menjadi penyebab utama kematian pada penderita thalassemia. Sudah banyak studi yang membuktikannya,termasuk studi oleh Krematinos dkk yang berlangsung selama 5 tahun terhadap 52 pasien thalasemia mayor yang telah mengalami gagal jantung. Krematinos dkk menemukan bahwa 83% pasien --- yang relatif masih muda dengan rentang usia 18-26 tahun --- mengalami gagal jantung sisi kiri karena terganggunya fungsi sistolik kiri dengan dilatasi ventrikular kiri dan berkurangnya kontraktilitas (kemampuan jantung untuk berkontraksi). 17% lainnya dengan rentang usia 27-35 tahun mengalami gagal jantung kanan. Kelompok pertama memiliki indikasi adanya beban zat besi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kedua. Meskipun penumpukan zat besi diyakini memiliki peranan utama dalam kerusakan ventrikular, masalah ventrikular tersebut bisa juga terjadi karena multifaktor.
Selain masalah ventrikular kiri dan kanan, penderita thalassemia juga berpotensi mengalami perikarditis (peradangan pada selaput pembungkus jantung) dan #miokarditis (peradangan pada otot jantung).
Untuk mencegah berbagai komplikasi yang luas, individu dengan thalassemia memerlukan penanganan terpadu oleh tim dokter multidisiplin. Pemeriksaan jantung secara berkala perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan jantung yang fatal.
image : klikdokter dot com
Penyakit Jantung dan pembuluh darah
- Covid 19 dan gangguan jantung
- Penanganan Katup Mitral Bagian 3: Pendekatan Nonbedah dengan Metode TMVr
- Apa yang perlu pasien jantung ketahui tentang covid 19
- Mengenal fungsi dan masalah katup jantung
- Penyakit pembuluh darah perifer
- Takikardia supraventrikular si detak jantung super ngebut
- Kenali gejala serangan jantung
- Ayo cegah serangan jantung
- Mempersiapkan diri hadapai operasi jantung
- Penyakit jantung koroner & ragam Tipe bedah bypass
- Jantung berdetak cepat-was-was/cemas
- Apakah pemasangan alat pacu jantung permanen aman?
- Pemasangan alat pacu jantung tanpa operasi
- Merokok menyebabkan penyankit jantung koroner
- Penyakit jantung koroner
- Apa itu atrial fibrillation/fibrilasi atrium
- Diagnosis aritmia
- Kematian jantung mendadak usia muda
Bagikan: