Risiko dan Komplikasi Bedah Jantung
Risiko dan Komplikasi Bedah Jantung
Posted on 2021-08-21 17:40:57 by Admin Dokter Jantung

Setiap tindakan kedokteran, baik menggunakan obat maupun melalui tindakan operasi, tidak akan lepas dari risiko dan komplikasi. Adalah tugas bagi seorang dokter bedah jantung untuk menilai risiko dan manfaat dari tindakan operasi bedah jantung yang dilakukannya. Dengan memperhatikan beberapa aspek seperti penyakit yang diderita pasien, kondisi umum pasien, dan adanya tidaknya penyakit lain, seorang dokter bedah jantung dapat mempertimbangkan risiko dan manfaat dari tindakan operasi yang akan dilakukan.


Pada Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK) / CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) yang dilakukan dokter bedah jantung contohnya, angka kematian adalah sekitar 1% dan risiko kematian dan komplikasi meningkat pada keadaan-keadaan berikut:

  1. 1.Usia lebih dari 70 tahun
  2. 2.Fungsi jantung yang buruk
  3. 3.Penyumbatan arteri batang utama kiri
  4. 4.Penyakit paru kronik
  5. 5.Gangguan fungsi ginjal

Maka seorang dokter bedah jantung akan menilai kondisi pasien meliputi keadaan diatas, mempertimbangkan pemilihan tindakan, dan menurunkan risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Komplikasi pada penyakit jantung umumnya serupa dan perbedaannya tergantung dari jenis operasi yang dilakukan dokter bedah jantung.

Pada pasien bedah jantung, komplikasi ringan yang umum ditemui meliputi:

  1. Mual dan muntah yang diakibatkan oleh obat bius selama operasi, dan dapat ditangani dengan pemberian obat anti mual.
  2. Perdarahan ringan atau memar dapat hilang dengan sendirinya dalam kuruj waktu kurang dari 1 bulan
  3. Infeksi ringan yang dapat diatasi dengan pemberian antibiotik
  4. Tidak sembuhnya luka operasi dengan tanda: munculnya warna kemerahan, bengkak, nyeri dan keluar cairan yang lebih sering ditemui pada pasien dengan kadar gula darah tidak terkontrol, dan dapat diatasi dengan pemberian antibiotik
  5. Pembentukan parut yang abnormal atau nyeri, yang dapat dikurangi dengan pemberian salep dan obat anti nyeri
  6. Reaksi alergi terhadap bahan lateks, plester atau perban pada sedikit pasien, dan dapat diatasi dengan pemberian obat anti alergi.
  7. Nyeri pada dinding dada yang akan hilang dengan sendirinya
  8. Mudah kehabisan napas dan mudah lelah akan teratasi dengan menjalani rehabilitasi medik setelah operasi
  9. Penurunan daya ingat dan daya pikir, kehilangan ingatan jangka pendek, kesulitan konsentrasi dan membaca, serta kaburnya penglihatan yang berlangsung untuk jangka waktu pendek, hanya beberapa hari.
  10. Gangguan siklus tidur pada beberapa hari setelah operasi, yang dapat dibantu dengan pemberian obat tidur.
  11. Pada BPAK, dapat terjadi komplikasi rasa baal sisi kiri dada akibat pengambilan arteri donor yang akan hilang sendirinya.

Sedangkan komplikasi berat yang hampir tidak pernah terjadi (<1%), meliputi:

  1. Perdarahan berat/ tamponade jantung sehingga pasien harus dibawa kembali ke ruang operasi
  2. Serangan jantung saat maupun sesudah operasi atau gagal jantug. Komplikasi ini ditangani dengan pemasangan Intra Aortic Balloon Pump (IABP)
  3. Gangguan irama jantung, yang mencakup aritmia atrial, aritmia ventrikel, dan komplikasi pacu jantung
  4. Gangguan selaput jantung, yang mencakup sindrom paska perikardiotomi, efusi pericardial, dan perikarditis konstriktif
  5. Endokarditis bacterial
  6. Infeksi serius pada dada, tulang dada, darah, tungkai, atau lengan
  7. Gangguan saluran pernapasan, yang mencakup aspirasi, emboli paru, gangguan dindng dada, komplikasi luka pada sternum, gangguan jalan napas, dan paru kolaps
  8. Gangguan saluran pencernaan, yang mencakup gangguan lambung dan usus, gangguan hati, gangguan pankreas, gangguan limpa, dan gangguan kantung dan saluran empedu
  9. Gangguan ginjal sehingga harus mejalani cuci darah
  10. Gangguan sel-sel darah, yang terdiri atas hemolisis trombositopenia dan trombosis terinduksi heparin, kelainan hematologic aplastik, dan perubahan imunologik
  11. Gangguan sistem saraf, yang mencakup kejang, status vegetatif, refleks primitif, gangguan saraf tepi, penurunan kesadaran, hingga koma, stroke
  12. Gangguan penglihatan, yang terdiri atas emboli retina, infark retina, dan gangguan lapangan pandang
  13. Gangguan di pembuluh balik kaki akibat bekuan darah.
  14. Gangguan kejiwaan mencakup depresi dan psikotik
  15. Reaksi alergi terhadap pengobatan
  16. Penyebaran penyakit melalui transfusi darah
  17. Kematian.

Dengan perkembangan teknologi, obat-obatan, dan keahlian dokter bedah jantung, dengan menggunakan tehnik OPCAB (Off-Pump Coronary Artery Bypass) yaitu tidak menggunakan Mesin Jantung Paru (Heart Lung machine) seperti pada traditional / Conventional CABG,  risiko dan komplikasi pada operasi bedah jantung hampir tidak pernah terjadi.
Kepatuhan pasien dalam memeriksakan diri ke dokter jantung dan dokter bedah jantung,  secara rutin meminum obat sesuai instruksi, dan mengikuti rehabilitasi medik, akan mempercepat proses penyembuhan sehingga pasien bedah jantung dapat kembali ke aktivitas sehari-hari seperti kembali bekerja.

 

Prosedur Bedah

Bagikan: