Denervasi Ginjal Solusi Hipertensi Membandel
Denervasi Ginjal Solusi Hipertensi Membandel
Posted on 2022-02-13 20:28:11 by Admin Dokter Jantung

Setiap kita memeriksakan diri ke dokter, perawat akan mengecek tanda vital yang antara lain mencakup tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding pembuluh arteri. Besarnya tekanan bergantung pada kondisi arteri (terutama ketahanan atau resistensi dinding pembuluh) dan kerja jantung. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit pembuluh darah arteri, maka semakin tinggi juga tekanan darah terhadap dinding arteri.

Kategori hasil pengukuran tekanan darah dapat dibagi sebagai berikut:

1. Normal <120/80 mmHg.

2. Elevated atau pra tekanan darah tinggi (pra-hipertensi): 120-129 mmHg /<80.

3. Hipertensi tahap 1 : 130-139 mmHg / 90-99 mmHg.

4. Hipertensi tahap 2 :  ≥ 140 mmHg /  ≥90 mmHg.

5. Krisis hipertensi : > 180 mmHg / >120 mmHg.

Hipertensi Sebagai Akibat & Sebab

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu akibat sekaligus sebab. Sebagai akibat, hipertensi terjadi karena berbagai hal. Faktor risiko hipertensi antara lain meliputi usia, ras tertentu, riwayat keluarga (genetik), kurang aktivitas fisik (kurang olahraga), merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, diet yang tinggi asupan garam, kekurangan potasium, stress, dan memiliki problem kesehatan kronis termasuk gangguan ginjal, diabetes, dan sleep apnea.

Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, hipertensi juga merupakan suatu sebab atau penyebab karena dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mengancam kesehatan. Sudah sejak lama hipertensi terbukti berkontribusi signifikan terhadap timbulnya pengerasan pembuluh arteri (atherosclerosis), gagal jantung, stroke, penyakit ginjal, dan meningkatkan risiko kematian.

Kabar baiknya, hipertensi dapat dikendalikan. Semua pasien dengan tekanan darah tinggi dianjurkan untuk melakukan modifikasi gaya hidup sebagai pengobatan awal, termasuk penurunan berat badan, diet jantung sehat, peningkatan aktivitas fisik, diet rendah natrium, dan pembatasan konsumsi alkohol.

Jika pola hidup sehat yang dijalankan dengan disiplin tidak berhasil menurunkan tekanan darah secara signifikan, dokter akan mulai memberikan terapi dengan obat-obatan antihipertensi. Saat ini terdapat 11 golongan obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi. Golongan yang paling sering digunakan sebagai lini pertama pengobatan hipertensi adalah yaitu diuretik, beta blocker, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, calcium channel blocker (CCB) dan angiostenin II receptor blockers (ARB).

Apabila terapi obat-obatan dan pola hidup sehat juga tidak memberikan hasil sesuai target, maka prosedur denervasi ginjal dapat menjadi solusi pilihan untuk mengendalikan tekanan darah yang membandel.

Bebas Hipertensi Tanpa Obat, Tanpa Operasi

Denervasi ginjal atau renal denervation (RDN) merupakan prosedur minimal invasif berupa ablasi dengan menggunakan energi radiofrekuensi pada saraf arteri pada ginjal. Prosedur berlangsung singkat, hanya memerlukan anestesi lokal, dan dilakukan pada kedua ginjal.

Berbagai studi telah membuktikan RDN relatif aman dan tidak memengaruhi fungsi ginjal. Meskipun demikian, prosedur ini lebih direkomendasikan bagi pasien dengan pembuluh arteri renal yang kuat dan bukan penderita penyakit ginjal kronis atau stadium akhir. Hal ini bukan berarti RDN tidak boleh dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal, mengingat ada studi meta-analisis yang menunjukan bahwa RDN mungkin efektif dan aman untuk mengobati hipertensi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis.

Berdasarkan studi, kandidat RDN yang paling tepat adalah pasien-pasien dengan angka baseline tekanan darah yang tinggi, memiliki hipertensi resisten yang tidak berhasil mencapai target penurunan tekanan darah meskipun telah mendapatkan terapi dua atau tiga jenis obat.

Gambaran tentang prosedur denervasi ginjal dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=YPyTPdJP3OM

 

Foto : Pexels (Shvets Production)

Bagikan: