Tangani ASD Sejak Dini Cegah Kerusakan Permanen Pada Paru
Tangani ASD Sejak Dini Cegah Kerusakan Permanen Pada Paru
Posted on 2022-01-22 13:41:22 by Admin Dokter Jantung

Defek septum atrium (atrial septum defect/ASD) atau cacat pada jantung berupa lubang di dinding (septum) antara dua serambi jantung (atrium) merupakan kelainan bawaan lahir. Lubang pada dinding terbentuk saat jantung sedang tumbuh ketika janin masih dalam kandungan.

Pada jantung yang normal, ruang sisi kanan jantung mengalirkan darah ke paru-paru. Di paru-paru, darah mengambil oksigen kemudian mengembalikannya ke sisi kiri jantung. Sisi kiri jantung kemudian memompa darah melalui aorta dan keluar ke seluruh tubuh.

Pada jantung dengan ASD besar (lubang besar), darah ekstra akan memenuhi paru-paru dan membebani sisi kanan jantung. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sisi kanan jantung semakin membesar hingga akhirnya melemah. Tekanan darah di paru-paru meningkat sehingga menyebabkan hipertensi paru, suatu jenis kondisi yang langka. Jika hipertensi paru tidak teratasi, besar kemungkinan kondisi pasien berprogresi menuju Sindroma Eisenmenger yang menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru.

Jenis ASD

1. Sekundum: lubang terdapat di tengah dinding antara atrium (septum atrium).

2. Prima: lubang terdapat di bagian bawah septum atrium dan mungkin disertai masalah jantung bawaan lainnya.

3. Sinus venosus: Lubang terdapat di bagian atas septum atrium dan sering dikaitkan dengan masalah jantung bawaan lainnya.

4. Sinus koroner: Bagian dari dinding antara sinus koroner dan atrium kiri hilang.

Gejala ASD

Seringkali bayi dengan ASD tidak menunjukkan tanda atau gejala khusus. Namun orang tua perlu curiga jika bayi berhenti berkali-kali saat sedang menyusui, karena bisa jadi bayi merasa sangat kelelahan sebagaimana yang umum dirasakan pada pasien ASD. Waspadai apabila grafik pertumbuhan anak selalu di bawah rata-rata selama beberapa bulan, terutama berat badannya.

Gejala ASD yang signifikan bisa saja baru muncul ketika pasien sudah dewasa. Gejala tersebut dapat meliputi sesak napas ketika melakukan aktivitas (terutama saat berolahraga), mudah kelelahan, pembengkakan kaki atau perut, jantung berdebar (palpitasi), bising jantung pada ASD besar yang terdeteksi melalui stetoskop, hingga mengalami stroke.

Foto : PexelsPixabay

Bagikan: