Maze Procedure : Tindakan Bedah Untuk Atasi Aritmia
Maze Procedure : Tindakan Bedah Untuk Atasi Aritmia
Posted on 2022-08-04 19:35:13 by Admin Dokter Jantung

DuoHanafy kerap membahas penanganan gangguan irama jantung atau aritmia dari segi pengobatan dan tindakan nonbedah ablasi jantung. Kali ini kami mau mengupas dari sisi tindakan bedah untuk aritmia, yaitu maze procedure atau prosedur labirin.

Maze procedure merupakan tindakan bedah untuk mengoreksi gangguan aritmia jenis fibrilasi atrium (atrial fibrillation/AFib/AF). Tindakan ini direkomendasikan pada pasien yang telah mendapatkan pengobatan dan tindakan ablasi jantung namun masih terjadi kekambuhan AFib hingga menyebabkan rasa tidak nyaman sekaligus mengancam keselamatan pasien.

Pada maze procedure. dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular akan membuka dada pasien. Kemudian dokter membuat lesi jaringan parut berpola labirin di atrium (bilik) jantung dengan menggunakan pisau bedah (scalpel) atau teknologi ablasi energi panas (energi radiofrekuensi) atau energi dingin (menggunakan cryothermal energy) di atrium (bilik) jantung. Jaringan parut yang terbentuk akan menghentikan sinyal elektrik yang tidak teratur sehingga detak jantung diharapkan dapat menjadi normal pascaoperasi.

Pada pasien yang sedang mengalami episode AFib dapat terbentuk bekuan darah (blood clot) di kuping serambi jantung kiri (left atrial  appendage/LAA). Bekuan darah terbawa aliran darah ke arah otak, lalu menyumbat pembuluh yang sangat halus di otak hingga terjadilah stroke. Oleh karena itu, selain membuat lesi saat maze procedure, dokter juga melakukan tindakan LAA Closure (LAAC), yaitu menutup kuping jantung agar jika terbentuk clot pun tidak sampai ikut mengalir ke otak. Berbagai studi menyebutkan tindakan LAAC mampu menekan risiko stroke lebih dari 30%.

Selama prosedur berlangsung, pasien terhubung dengan mesin jantung-paru (cardiopulmonary bypass machine). Alat ini menggantikan kerja jantung dan paru-paru selama operasi berlangsung. Di akhir operasi, dokter melepas semua alat bantu dan menutup kembali dada pasien. Pasien tidak boleh mengangkat beban berat maupun menyetir selama masa pemulihan. Biasanya pasien pulih dalam tiga bulan.

Sekitar 70% kasus AFib yang ditangani dengan maze procedure berhasil mencapai target dokter, yaitu mengoreksi AFib sekaligus mencegah stroke. Sebagaimana tindakan penanganan aritmia lainnya, AFib bisa saja kembali pascabedah tanpa dapat diprediksi.

Saat ini prosedur bedah untuk ablasi AFib dapat dilakukan secara minimal invasive dengan sayatan yang kecil. Kabar menggembirakan bagi pasien yang ingin bekas operasinya tidak terlalu nampak.

Bagikan: