Menjawab Pertanyaan Umum Seputar Aritmia Bagian 1
Menjawab Pertanyaan Umum Seputar Aritmia Bagian 1
Posted on 2022-05-27 17:21:25 by Admin Dokter Jantung

Halo, Sobat DuoHanafy. Kami kerap mendapat pertanyaan seputar aritmia atau gangguan irama jantung. Berikut ini kami kumpulkan pertanyaan yang paling sering diajukan (frequently asked questions/FAQ) kepada kami lewat berbagai kanal, termasuk sosmed kami, WA, e-mail, dan aneka grup. Silakan disebarluaskan dengan klik share atau copy paste link tulisan ini. Mohon tidak copy paste isi tulisan saja guna mencegah teks diubah-ubah dan dimanipulasi untuk promo pengobatan/terapi yang belum ada uji klinisnya serta seolah-olah didukung oleh DuoHanafy.
 
1. Aritmia itu apa, sih, Dok
Aritmia adalah gangguan irama jantung, antara lain terlalu lambat, terlalu cepat, ketukannya berantakan tidak teratur dengan diselingi lompatan hitungan bahkan terkadang berhenti sesaat. 
 
2. Apa saja jenis-jenis aritmia
Banyak sekali. Kami bahas di bagian 2 supaya tulisan ini tidak terlalu panjang

3.Berapa detak jantung yang normal
Irama jantung  atau detak jantung harusnya memiliki ketukan yang teratur. Rata-rata jantung berdetak 60-100 ketuk per menit (kpm) atau versi bahasa Inggrisnya beat per minute (bpm). 

Bisa saja jantung berdetak di atas 100 kpm namun masih dalam batas normal dan disebabkan oleh aktivitas fisik yang membuat jantung memompa lebih banyak, sehingga terasa berdebar (palpitasi). Misalnya jantung pada orang berusia 20-45 tahun rata-rata berdetak 100-160 ketika berlari. Perubahan emosi juga bisa meningkatkan debar jantung, seperti saat bertemu bintang idola atau pacar, nonton film yang adegannya bikin kesal, memiliki gangguan kecemasan (anxiety).

Dalam keadaan istirahat sesorang yang gemar berolahraga, detak jantung istirahat bahkan bisa sampai 50 kpm, bahkan ada yang turun sampai 40 kpm. Ini masih normal selama tidak dirasakan keluhan dan saat aktifitas detak  bisa naik dengan baik.

4. Apa penyebab aritmia
Jantung berdetak sesuai sinyal listrik alami yang terdapat pada jantung itu sendiri.

Aritmia terjadi karena gangguan persinyalan listrik yang terdapat pada jantung. Sederhananya, jantung mengalami "korslet listrik". Korslet ini bisa terjadi karena banyak faktor, antara lain:
- Penyakit jantung koroner.
- Dampak serangan jantung.
- Tekanan darah tinggi.
- Iritasi pada jaringan di jantung karena kelainan bawaan lahir maupun kondisi yang didapat (karena gaya hidup kurang sehat, dll). 
- Kelainan otot jantung (kardiomiopati).
- Kelainan katup.
- Tidak seimbangnya elektrolit di dalam darah.
- Risiko komplikasi pasca bedah jantung.
- Pengguna NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).

5. Usia saya masih muda, berat badan ideal, rajin olahraga. Tidak mungkin punya aritmia, kan
Eits, jangan ge-er dulu. Pernah dengar kasus-kasus atlit mengalami henti jantung (cardiac arrest), atau pesepeda meninggal mendadak, atau punya kenalan yang sehat banget tiba-tiba stroke? Bisa jadi mereka diam-diam sudah punya aritmia. Aritmia bisa terjadi pada usia berapa pun, bahkan pada bayi. 

Aritmia tidak selalu menunjukkan gejala. Sangat mungkin, lho, seseorang tidak merasakan keluhan walaupun punya aritmia. Oleh karena itu, pemeriksaan jantung secara berkala sebaiknya dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko aritmia dan problem lainnya pada jantung.
 
6. Bagaimana cara dokter spesialis jantung menegakkan diagnosis aritmia
Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan data yang sahih dari serangkaian pemeriksaan. Jadi mohon maaf, kalau ada teman-teman yang kirim direct message atau tag kami di suatu postingan atau komentar untuk mendapatkan diagnosis dari kami, itu sangat tidak mungkin. 

Ada 7 macam tes yang biasanya direkomendasikan pada pasien yang merasakan tanda-tanda aritmia, yaitu elektrokardiogram (EKG/ECG), tes Holter, USG jantung yang disebut ekokardiogram/ekokardiografi (sering disingkat tes echo), stress test, kateterisasi jantung, electrophysiology study (EP study), dan tilt-table test. Masing-masing pasien akan menjalani tes yang sesuai kondisi yang ditemukan/dicurigai oleh dokter spesialis jantung. 
 
7. Saya merasakan gejala aritmia, tapi semua pemeriksaan menunjukkan jantung saya normal. Apa yang selanjutnya harus saya lakukan?
Karena aritmia itu timbulnya sporadis, kadang pemeriksaan yang dilakukan hasilnya normal semua. Oleh karena itu sangat penting untuk merekam listrik jantung (EKG) saat ada keluhan, untuk itu kadang dibutuhkan pemasangan suatu event recorder atau pada pasien yang keluhannya jarang dan singkat suatu implantable loop recorder (ILR). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa memang saat ada keluhan memang ada arirmia.

Jika tes demi tes yang telah dijalani menunjukkan kondisi normal dan tidak mendukung keluhan pasien, maka kemungkinan dokter jantung akan merujuk pasien ke ahli bidang lainnya, dokter ahli jiwa (psikiater) dan psikolog. 

Psikiater dan psikolog akan mencari tahu apakah Anda mengalami gangguan kecemasan (anxiety), depresi, dan stress yang dalam jangka panjang berpotensi membebani kerja jantung.
 
8. Apakah aritmia harus ditangani dengan operasi
Aritmia dapat ditangani dengan terapi obat-obatan, tindakan nonbedah, dan yang paling puncak adalah tindakan bedah. Hal ini akan dibahas dalam tulisan lain.

Bagikan: