Kelainan Jantung Kongenital & Spektrum Autisme
Kelainan Jantung Kongenital & Spektrum Autisme
Posted on 2022-04-04 15:12:05 by Admin Dokter Jantung

Pada tahun 2007, Persatuan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal 2 April sebagai Hari Kesadaran Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day). Autisme adalah nama pendek dari gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD, selanjutnya kami sebut sebagai AuSD untuk membedakan dengan singkatan kelainan jantung yang akan disebut dalam tulisan ini). AuSD mengacu pada berbagai kondisi yang ditandai dengan kesulitan dalam hal keterampilan sosial, komunikasi verbal (khususnya dalam hal bicara), komunikasi nonverbal, dan cenderung memiliki perilaku yang repetitif (berpola/berulang-ulang). Sebagai gangguan spektrum, setiap individu dengan autisme memiliki kekuatan dan kesulitan yang berbeda-beda.

Beragam faktor diduga memengaruhi munculnya autism pada seseorang. Di samping faktor genetik, polusi, adrenalin rush saat ibu hamil mengalami stress, beberapa tahun belakangan kelainan jantung bawaan atau congenital heart disease (CHD) termasuk salah satu yang dicurigai sebagai penyebab autisme. Beberapa penelitian pun telah dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara CHD dengan autisme.

Sigmon dkk menyaring Repositori Data Sistem Kesehatan Militer A.S. (https://health.mil/Military-Health-Topics/Technology/Clinical-Support/Military-Health-System-Data-Repository) untuk catatan anak-anak yang lahir dalam kurun Oktober 2000 - Oktober 2011 yang telah berada di dalam  sistem setidaknya selama dua tahun. Dari 35.040 anak, terdapat 8.760 anak terdiagnosis autisme. Peneliti menemukan terdapat hubungan antara kelainan jantung dan autisme. Setelah mengelompokkan 54 kelainan jantung ke dalam delapan kategori, tim peneliti menemukan hubungan yang kuat antara autisme dengan cacat jantung bawaan berupa defek septum atrium atau atrial septal defects (ASD) maupun defek septum ventrikel atau ventricular septal defects (VSD). (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31601611/)

Studi kasus-kontrol berbasis populasi nasional retrospektif dilakukan oleh Tsao dkk di Taiwan pada tahun 2017 untuk meneliti dampak CHD terhadap perkembangan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (attention-deficit / hyperactivity disorder. ADHD) dan gangguan spektrum autisme (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28417257/). Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa CHD yang merupakan bawaan lahir dan early developmental disorders (EDD) yang terjadi selama awal masa kanak-kanak merupakan faktor risiko independen untuk ADHD dan AuSD, dan bahwa CHD dan EDD yang muncul bersama berpotensi meningkatkan risiko ADHD dan AuSD. 

Masih ada sejumlah studi lain yang menunjukkan bahwa anak-anak yang jantungnya tidak terbentuk dengan sempurna saat masih dalam rahim berpotensi memiliki masalah perkembangan otak. Oleh karena itu, DuoHanafy ingin menghimbau para orangtua yang anak-anaknya telah terdiagnosis memiliki CHD untuk konsul ke dokter ahli saraf, psikolog dan psikiater untuk memantau perkembangan anak. Demikian juga sebaliknya, bagi orang tua yang putra-putrinya telah terdiagnosis memiliki spektrum autisme sebaiknya segera memeriksakan buah hatinya ke dokter jantung

#Autisme #HariKesadaranAutismeSedunia #HariAutismeSedunia #WorldAutismAwarenessDay #worldautismawarenessday2022 #AutismedanKelainanJantungBawaan

Foto : Freepik (Created by pikisuperstar)

Bagikan: